
Novel
secara sederhana diartikan sebagai sebuah karya fiksi prosa yang
dikemas dalam bentuk narasi dalam berkisah. Kata “Novel” sendiri
mengakar pada bahasa Italia yang diartikan sebagai “sepotong kisah atau
sepotong berita”. Novel lebih panjang jika dibandingkan dengan Cerpen
maupun Cerbung. Namun, di Indonesia, Novel lebih pendek jika
dibandingkan dengan Roman. Penulis novel biasanya disebut dengan
novelis. Novel yang baik pasti ditulis oleh seorang novelis yang cakap
akan “rambu-rambu” dalam mencipta novel. Memang, ada banyak hal yang
penting untuk diperhatikan antara lain unsur yang ada di dalam novel itu
sendiri. Secara umum, dikenal ada dua unsur penting dalam kisah novel.
Pertama adalah unsur ekstrinsik dan kedua adalah unsur intrinsik novel. Pada kesempatan ini, yang akan diurai adalah unsur ekstrinsik novel.
Jika unsur intrinsik novel mencakup apa-apa yang wajib ada (alur, plot, tema cerita, penokohan, amanat, latar cerita), maka unsur ekstrinsik novel adalah unsur penting yang berada di luar wilayah novel tersebut. Meski merupakan bagian yang terpisah dalam sebuah kisah, namun unsur ekstrinsik ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cerita yang ditulis. Berbeda pula dengan unsur intrinsik yang mutlak ada, unsur ekstrinsik jauh lebih fleksibel. Bisa ada dan bisa pula tak ada.
Ada banyak hal yang tercakup dalam unsur ekstrinsik novel. Bisa saja latar belakang kehidupan sang penulis, tempat di mana ia tumbuh, kondisi sosial juga budaya, waktu atau timing novel tersebut diciptakan dan masih banyak lagi lainnya.
Sebuah kisah yang ditulis bisa saja dipengaruhi latar belakang kehidupan sang penulis. Misalnya saja novel Laskar Pelangi, ia ditulis berdasarkan kisah hidup sang penulis Andrea Hirata. Bahasa yang digunakan juga dipengaruhi gaya khas Melayu yang memang menjadi latar budaya tempat dimana Andrea Hirata tumbuh. Contoh lainnya adalah novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer. Novel pergerakan sejarah tersebut lahir saat Indonesia sedang berada dalam masa kritis dimana kebebasan individu masih belum dijamin oleh Negara. Latar belakang tersebut tercermin kuat dalam ruh novel Bumi Manusia itu sendiri. Selain itu, latar belakang kehidupan Pramodya Ananta Toer juga berpengaruh banyak pada gaya ia menuliskan cerita yang runut dan detil khas wartawan berita.
Jika unsur intrinsik novel mencakup apa-apa yang wajib ada (alur, plot, tema cerita, penokohan, amanat, latar cerita), maka unsur ekstrinsik novel adalah unsur penting yang berada di luar wilayah novel tersebut. Meski merupakan bagian yang terpisah dalam sebuah kisah, namun unsur ekstrinsik ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cerita yang ditulis. Berbeda pula dengan unsur intrinsik yang mutlak ada, unsur ekstrinsik jauh lebih fleksibel. Bisa ada dan bisa pula tak ada.
Ada banyak hal yang tercakup dalam unsur ekstrinsik novel. Bisa saja latar belakang kehidupan sang penulis, tempat di mana ia tumbuh, kondisi sosial juga budaya, waktu atau timing novel tersebut diciptakan dan masih banyak lagi lainnya.
Sebuah kisah yang ditulis bisa saja dipengaruhi latar belakang kehidupan sang penulis. Misalnya saja novel Laskar Pelangi, ia ditulis berdasarkan kisah hidup sang penulis Andrea Hirata. Bahasa yang digunakan juga dipengaruhi gaya khas Melayu yang memang menjadi latar budaya tempat dimana Andrea Hirata tumbuh. Contoh lainnya adalah novel Bumi Manusia karya Pramodya Ananta Toer. Novel pergerakan sejarah tersebut lahir saat Indonesia sedang berada dalam masa kritis dimana kebebasan individu masih belum dijamin oleh Negara. Latar belakang tersebut tercermin kuat dalam ruh novel Bumi Manusia itu sendiri. Selain itu, latar belakang kehidupan Pramodya Ananta Toer juga berpengaruh banyak pada gaya ia menuliskan cerita yang runut dan detil khas wartawan berita.
